- BERANDA
- PROFIL
- KELEMBAGAAN
- KEMAHASISWAAN
- BEASISWA
- PMB
- LAYANAN UMUM
- Kurikulum Perbankan Syariah
Oleh: Hendra Tohari, M.Ag.
Menurut para ahli komunitas Muslim di Amerika secara umum dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori: Komunitas Muslim terbesar yang ada di Amerika merupakan imigran. Adapun komunitas terbesar kedua adalah bagian dari populasi Muslim African-American, sementara komunitas yang terkecil adalah masyarakat asli yang melakukan konversi agama, yang sebagian besar dari mereka adalah orang kulit putih. Ketiga komunitas Muslim di atas merupakan eleman masyarakat Muslim terpenting di Amerika.
Sebagaimana disebut di muka bahwasanya Islam sebagai agama universal, ia masuk dan berkembang di Amerika sebagai salah satu akibat adanya migrasi internasional. Di Amerika, migrasi yang dilakukan oleh orang-orang Islam yang dikenal melalui beberapa gelombang, di antaranya gelombang pertama pada tahun 1875 dan 1912; mereka berbahasa Arab dan negeri-negeri lainnya yang berbahasa Arab misalanya Syiria, Libanon, Jordan dan Palestina, kemudian pada pemerintahan Utsmani, dan kemudian disusul oleh gelombang berikutnya sesudah perang dunia.
Sementara Karen Leonard, membagi periodesasi gelombang migrasi Muslim ke Amerika menjadi lima gelombang. Pertama, antara tahun 1875 dan 1912 yang sebagian besar dilakukan oleh laki-laki Arab yang tidak terpelajar. Kedua, dari tahun 1918 sampai tahun 1922, sebagian besar juga dilakukan oleh orang-orang Arab seperti pada gelombang pertama, walaupun ada beberapa penduduk urban. Ketiga, dari tahun 1930 sampai tahun 1938, dilakukan, terutama, oleh sanak pamili imigran sebelumnya. Keempat, dari tahun 1947 sampai tahun 1960 dilakukan oleh orang-orang Islam, tidak hanya yang berasal dari Arab atau Timur Tengah melainkan juga dari Asia Selatan, Uni Soviet, Eropa Barat, dan tempat-tempat lain. Kebanyakan dalam gelombang ini merupakan golongan elit urban yang sedang menempuh pendidikan yang lebih tinggi dan para pencari kesempatan kerja yang lebih baik, dan beberapa di antara mereka merupakan para pengungsi. Terakhir, yaitu dari tahun 1967 sampai sekarang ini dilakukan oleh para professional yang berpendidikan tinggi, dan juga para pekerja yang terampil dan semi terampil.
Imigran Muslim pertama–terlepas dari golongan mana apakah Syi’ah atau Sunni–yang datang ke Amerika adalah berasal dari Libanon dan negara-negara yang berbahasa Arab. Khusus mengenai Syi’ah, sebagaimana catatan Liyakat Takim mengatakan bahwa antara 1875 dan 1912, yaitu tahun 1880-an komunitas Syi’ah datang ke Amerika, mereka ini berasal dari Syiria dan menetap di Michigan. Pada saat yang bersamaan datang pula imigran-imigran dari komunitas Syi’ah dari bagian-bagian dunia Islam termasuk India dan Iran. Pada tahun 1990 dan 1914 beberapa ratus keluarga dengan latar belakang agama yang bermacam-macam datang dari Timur Tengah, sebagian besar dari meraka adalah Syi’ah Libanon, selanjutnya meraka tinggal di Detroit, bekerja di Ford Motor Company. Para imigran yang berasal dari Libanon ini terus datang dari tahun 1918 sampai tahun 1922. Pada tahun 1940, di Detroit telah ada 20 keluarga Sunni dan Syi’ah yang menetap. Gelombang imigran Libanon ini tampaknya tidak hanya dari komunitas Syi’ah dan Sunni, sehingga terjadilah kerja sama di antara mereka sepanjang tahun 1930-an dengan membentuk Hashimite Club.
Seiring dengan perjalanan waktu, maka berkembang pula Islam di Amerika. Perkembangan ini terjadi di samping adanya migrasi yang terus menerus akan tetapi juga akibat dari lahirnya generasi-generasi dari keluarga Muslim yang lahir di Amerika dan ditambah dengan banyaknya komunitas African-America yang masuk Islam, serta sedikit orang Amerika yang berkulit putih yang masuk Islam. Kondisi yang demikian itu, lebih lanjut kaum Muslim demi untuk menjaga kepentingan-kepentingannya maka didirikanlah rumah-rumah, sekolah-sekolah, masjid-masjid dan institusi-institusi lainnya sebagai pusat komunikasi antar sesama Muslim. Menurut sebuah keterangan menyebutkan bahwa jumlah masjid di Amerika pada akhir tahun 1992 sebanyak 2300 buah masjid yang tersebar di 300 kota di Amerika. Di antara 2300 masjid itu sebanyak 256 masjid serta 2 juta jiwa dari jumlah keseluruhan kaum Muslim Amerika yang pada tahun 1995 sebanyak 9,6 juta jiwa, diklaim sebagai komunitas Syi’ah. Mungkin sampai sekarang jumlah kaum keseluruhan kaum Muslim yang ada di Amerika kurang lebih di sekitar 10 juta jiwa.
Perkembangan Islam di Amerika yang sangat cepat itu, menurut Lang, bersumber dari dua kampanye persamaan hak yang bergejolak selama tahun 1960-an, yaitu perjuangan untuk memperoleh hak-hak sispil oleh orang-orang Amerika keturunan Afrika di Amerika dan perjuangan untuk mencapai persamaan ekonomi dan teknologi dengan Barat di Timur Tengah, dan ini terlihat dari tema-tema gerakan keagamaan (keislaman) dalam komunitas Muslim kulit hitam tidak jauh dari isu-isu tentang ras, kebebasan, diskriminasi, keadilan, serta kesejahteraan. Tema-tema di muka seringkali terkait dengan ide tentang harapan.
Organisasi-organisai Muslim di Amerika
Secara garis besar organisasi-organisasi Muslim di Amerika dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Pertama organisasi yang dibentuk oleh African-America Islam. Kedua, organisasi yang dibentuk orang Islam di Amerika. Ketiga, organisasi yang dibentuk oleh orang-orang Muslim Amerika.
Organisasi yang dibentuk African-America Islam ini merupakan yang pertama kali dibentuk. Pada tahun 1913 sampai tahun 1962 ada enam organisasi yang dibentuk oleh African-America Islam di antaranya
Moorish Science Temple, didirikan pada tahun 1913 oleh Noble Drew Ali di East Coast, Midwest.
Ahmadiyya, didirikan pada tahun 1920 oleh para misionaris atau pendakwah dari India dan Pakistan, organisasi inilah yang pertama kali mempublikasikan surat kabar Muslim yang berbahasa Inggris di Amerika pada tahun 1921. Anggota-anggota dari organisasi ini banyak didominasi oleh African America selama 1970-an, baru kemudian menyusul orang-orang dari Pakistan. Organisasi ini berlokasi di East Coast, Midwest.
Nation of Islam, didirikan pada tahun 1930 oleh Wallace Fard Muhammmad dan Elijah Muhammmad hingga tahun 1975, kepemimpinan organisasi ini diteruskan oleh Warith Deen Muhammad, anak Elijah Muhammad, berlokasi di Detroit, Chicago. Pada Tahun 1980-an organisasi ini diganti namanya oleh Warith Deen Muhammad menjadi American Muslim Mission.
American Muslim Mission, seperti yang disebut di atas mempunyai keyakinan agama yang bercorak orthodok sunni, meninggalkan ajaran Elijah Muhammad sehingga hal ini menimbulkan perpecahan. Pada tahun 1981, Louis Farrakhan keluar dan memimpin anak buah dengan tetap melestarikan ajaran-ajaran Elijah Muhammad.
Muslim American Community, organisasi ini merupakan penamaan baru untuk Muslim American Mission, pada tahun 1990-an. Pada tahun 2000 kemarin organisasi ini (MAC) berhasil menyatakan kembali atau terjadi rekonsiliasi dengan para pengikut Farrakhan, organisasi ini dididirkan oleh Warith Deen Muhammad.
Darul Islam, pada tahun 1961-1983 organisasi ini didirikan oleh sebagian komunitas African-American Sunni. Pada tahun 1983 organisasi ini berganti nama menjadi fuqra yang mempunyai kecenderungan ajaran sufi yang berasal dari Asia Selatan.
Sedangkan organisasi-organisasi yang didirikan oleh orang Islam di Amerika Serikat dari tahun 1953 sampai 1982 adalah sebagai berikut:
FIA (Federation of Islamic Association) didirikan pada tahun 1953 oleh para imigran yang berasal dari Libanon.
MSA (Muslim Student Association) didirikan oleh para pelajar Muslim di seluruh Amerika pada tahun 1963.
ICNA (Islamic Circle of North American) didirikan pada tahun 1971 oleh para partisan partai Jama’at al Khaier cabang Pakistan di New York.
ISNA (Islamic Society of North American) didirkan pada tahun 1982 oleh masyarakat Islam Amerika Utara setelah mereka keluar dari MSA, organisasi ini mempunyai pusat di Plainfeld Indiana.
Sementara organisasi yang didirikan oleh American Muslim dari tahun 1989-1990 ada lima di antaranya:
AMA (American Muslim Allience) didirikan pada tahun 1989 oleh Agha Saeed, beliau seorang ilmuwan politik di Fremont California.
AMC (American Muslim Council) didirikan pada tahun 1990 di Washington DC.
MPAC (Muslim Public Affairs Council) didirikan pada tahun 1990-an di Los Angeles.
CAIR (Council on American- Islamic Relation) didirikan pada tahun 1990-an di Washington DC. 5. AMPCC ( American Muslim Political Coardinating Council) didirkan pada tahun 1990-an di Youngstown Ohio.
Masa Depan Muslim Amerika
Sebagai agama pendatang dan tergolong baru, Islam di Amerika merupakan agama dengan pengikut yang relatif kecil, hanya 2% dari total penduduk Amerika. Jadi pengikut Islam di Amerika tergolong sebagai minoritas. Oleh karena itu, sebagai minoritas–mau tidak mau–pasti mempunyai tantangan, baik internal maupun eksternal. Menurut Alwi Shihab, tantangan utama dan teristimewa dari komunitas Muslim di Amerika adalah mengenai masalah identitas. Salah satu cara untuk menunujukkan jati diri di lingkungan masyarakat Amerika adalah upaya untuk mengoreksi citra yang selama ini tergambar dalam persepsi mayoritas bangsa Amerika yang diciptakan oleh para orientalis dan missionaris masa lalu.
Di samping itu, masyarakat Muslim merasa dituntut untuk membuktikan bahwa asumsi yang dilekatkan pada mereka sebagai komunitas agama yang tidak menerima konsep pluralisme di Amerika adalah asumsi yang tidak berdasar. Adanya kondisi yang demikian ini, para cendikiawan Muslim sadar untuk dapat survive dan memelihara jati diri di tengah masyarakat yang multibudaya dan agama ini mereka harus siap melakukan reinterpretasi tradisi Islam klasik dan harus bijak dalam mengaktualisasikan teologi pluralistik yang mengacu pada koeksistensi damai dan harmonis dengan komunitas lain dalam kerangka orde sosio-politik baru Amerika.
Dibelit masalah minoritas dan identitas yang masih diperjuangkan, lalu bagaimanakah masa depan Muslim di Amerika? Apakah Islam akan tetap bertahan dan berkembang atau justru sebaliknya yaitu Islam akan ditinggalkan dan hanya tinggal kenangan sebagaimana yang terjadi di Spanyol? Lalu apa yang sebaiknya dilakukan orang-orang Islam di sana? Untuk menjawab semua itu perlu kita melihat relaitas masyarakat Islam di sana.
Bila kita melihat dan kembali ke poin B dan C dalam makalah ini, akan tampak bahwa Islam di Amerika masih terafiliasi dengan cabang-cabang, seperti sunni, Syi’ah, African-American dan ssebagainya berikut dengan kecenderungan masing-masing. Hubungan antara yang satu dengan yang lainnya kadang menimbulkan ketegangan. Hal ini selanjutnya menjadikan masing-masing kelompok mengunggulkan dirinya sendiri. Bila terus-menerus berlangsung, maka terjadilah “kelompok minoritas dalam minoritas agama” meminjam catatan Alef Theria Wasim.
Komunitas Muslim di Amerika yang jumlahnya terus meningkat dan beberapa ribu mesjid telah didirikan, sama sekali belum jelas, bahwa Islam akan tumbuh menjadi sebuah kekuatan sosial dan spiritual membumi yang signifikan di Amerika selama abad mendatang, karena semakin banyak dan kompleksnya tantangan yang dihadapi oleh umat Islam di sana. Gambaran ini mungkin saja terjadi, dan mungkin juga sebaliknya Islam di Amerika suatu saat akan menjadi kekuatan yang sangat menentukan.
Berangkat dari dua kemungkinan di atas, umat Islam Amerika, menurut Lang, harus memperhatikan tiga penting agar Islam dapat menyebar dan eksisi di Amerika: Pertama, sekelompok penting generasi anak-anak Amerika keturunan Muslim sekarang ini harus meuncul sebagai orang-orang dewasa yang memilki komitmen kuat kepada Islam. Kedua, Komunitas Muslim harus tetap bersatu dan tidak terpecah belah ke dalam sekte-sekte. Ketiga, komunitas Muslim Amerika harus melahirkan sendiri ulama-ulamanya yang mampu merespon dengan efektif berbagai masalah yang belum pernah dijumpai sebelumnya dan pasti akan muncul.
Di samping tiga hal penting di atas Lang juga memberikan kritik membangun terhadap kelemahan-kelemahan orang Islam, baik di Amerika maupun di luar Amerika, antara lain:
Kecenderungan subkultur dalam komunitas Muslim Amerika
Kurangnya toleransi di antara berbagai madzhab pemikiran Islam
Dominasi cirri-ciri Tinur Tengah dan Arab yang hanya bersifat kutural dan tidak memiliki signifikansi keagamaan
Sikap tradisional orang Muslim pada wanita yang melanggar norma-norma al Quran, yang sering mengakibatkan para Muslimah merasa tidak diterima di masjid-masjid
Terlalu memfokuskan pada aspek-aspek cara hidup islami yang tidak esensial dan marjinal ketimbang mencari pelajaran etika dan spiritual umum dari sunnah Nabi
Ketidakpercayaan sistematis yang diperlihatkan orang-orang Islam “asli” pada sumbangan-sumbangan para mualaf Barat.
Penutup
Dari uraian di atas, kiranya kami dapat menginformasikan bahwa komunitas Muslim di Amerika tidak terlepas dari persoalan-persoalan baik internal maupun eksternal yang mengitarinya, dan yang tak kalah penting lainnya adalah masalah identitas baik menyangkut ras dan kultur yang masih melekat pada umat Islam di Amerika. Dengan lain ungkapan, secara oprasionalnya bagaimana Muslim Amerika dapat menampilkan identitas keislamannya sendiri lepas dari persoalan ras, etnis, dan kelompok sosial lainnya, dalam sebuah masyarakat yang multi budaya dan agama seperti di Amerika.